Seperti tahun-tahun sebelumnya kelompok Improv Everywhere membuka tahun yang baru dengan kampanye tahunannya, yakni “No Pants Subway Ride” alias naik kereta api tanpa celana panjang.
Tahun ini kegiatan itu dilakukan pada Minggu (8/1/2012). Tak hanya di
New York, tempat kelompok itu bermarkas, tetapi ribuan orang dari 59
kota lain di 27 negara berpartisipasi dalam kegiatan aneh itu.
Para peserta berangkat dari rumah dengan
pakaian lengkap. Namun begitu sampai di stasiun kereta api bawah tanah,
masing-masing melepas celana panjang. Pakaian yang mereka kenakan hanya
kemeja, blus, atau kaus yang dilengkapi jaket, dan celana dalam dalam berbagai model.
Kegiatan ini dimulai pada tahun 2001 di
New York dengan peserta hanya tujuh orang. Setelah 11 tahun digelar,
hampir semua kota besar di Amerika dan dunia mengikutinya. Tahun ini
aksi ini diikuti orang-orang di New York, Washington DC, Los Angeles,
Mexico City, Toronto, London, Madrid, dan berbagai kota lain di dunia.
Namun tidak semua bisa menggelar acara ini dengan mudah. Peserta Hari Tanpa Celana Panjang di Stasiun di Madrid mendapat sedikit hambatan. Polisi mencegat mereka di pintu masuk stasiun.
Improv Everywhere mengundang orang untuk
mengikuti kegiatan itu melalui Facebook dan lebih dari 16.000 orang dari
seluruh dunia mendaftar. Tujuan kegiatan ini, menurut Improv Everywhere, adalah memberi kejutan dan menghibur penumpang kereta.
Dalam undangan itu disebutkan bahwa
mereka harus bersikap seperti biasa saat naik kereta api, misalnya
mengobrol, membaca, atau mendengarkan musik melalui gadget.
Namun tidak semua orang melihat sisi lucu
aksi itu. Salah satunya Alicia Lopez, penumpang kereta api di Mexico
City. Di kota itu sekitar 700 orang berpartisipasi. “Saya menganggap
orang tanpa celana panjang, tanpa rok, sebagai setengah telanjang. Dan saya tidak suka,” katanya.
“Saya tidak tahu tuntutan mereka. Saya
tidak tahu apa yang mereka cari, karena mereka berunjuk rasa tetapi saya
pikir ada cara lain untuk melakukannya,” ujar Lopez yang mengira aksi
itu sebagai bentuk demonstrasi.
Menurut Dan Becherano dari Improv
Everywhere, selain untuk menghibur, mereka juga ingin melihat reaksi
orang. “Tujuan aksi massa ini adalah untuk menunjukkan bahwa kami bisa
bersama-sama tanpa perlu mengenal satu sama lain dan bekerja sebagai tim
tanpa perlu bertemu sebelumnya,” paparnya.
“Tetapi yang paling penting adalah para korban – reaksi mereka yang tidak terlibat,” lanjutnya.
Weleh…Weleh…Weleh
Bagaimana Kalau di Indonesia Ya?














Posting Komentar